Jumat, 19 Juli 2013

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Penyakit Jantung

1.Pengertian
Tak semua Ibu yang memiliki riwayat penyakit jantung tidak boleh hamil, tergantung pada tingkat keparahannya. Penyakit jantung sendiri memiliki empat tingkatan. Pada tingkatan pertama, gejalanya masih tergolong ringan yakni penderita tidak mengalami sesak napas atau jantung berdebar. Jadi seakan-akan ia baik-baik saja. Tingkatan kedua adalah penyakit jantung golongan sedang, dimana penderita sehari-hari merasa sehat tapi begitu beraktivitas sedikit berat, seperti berlari, maka jantung terasa sesak, berdebar atau cepat lelah. Tingkat ketiga sudah termasuk penyakit jantung kategori berat; saat istirahat penderita merasa nyaman, tapi saat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, kendati aktivitas itu ringan, ia akan mengalami sesak atau muncul gejala kelemahan jantung. Pada tingkat keempat atau sudah masuk kategori sangat berat, tanpa mengerjakan apa-apa pun penderita sudah menderita sesak.

2. Faktor penyebab
Menurut data statistik jumlah Ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilan berkisar antara 1-4%. Penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit hipertensi, tirotoksikosis (keracunan kelenjar gondok), dan anemia.
Pada usia kehamilan 32-36 minggu volume darah ibu hamil akan mencapai puncaknya. Hal ini ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada kaki maupun tangan ibu hamil. Di saat inilah kelainan jantung yang diderita oleh ibu hamil menjadi lebih berat. Selain pada kehamilan, penyakit jantung ini juga terasa berat pada saat persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari ruang plasenta bayi (yang telah lahir) mulai kembali masuk ke sirkulasi darah ibu hamil,
Dan mamberatkan kerja jantung.

3.Tanda dan gejala

- Aritmia
- Pembesaran jantung
- Mudah lelah
- Dispnea
- Nadi tidak teratur
- Edema pulmonal
- Sianosis


4.Manifestasi klinis


- Kelainan jantung pada kehamilan kelas 1

Pada kasus ini Ibu yang sedang mendapatkan kehamilan tidak dibatasi kegiatan fisiknya dengan catatan tidak ada gejala kelainan jantung pada kegiatan sehari-hari.

- Kelainan jantung pada kehamilan kelas 2

Pada kasus ini Ibu yang sedang mendapatkan kehamilan biasanya sedikit dibatasi kegiatan fisiknya, waktu istirahat tidak ada keluhan. Namun demikian ketika Ibu hamil melakukan kegiatan fisik sehari-hari muncul gejala gangguan jantung seperti lelah, rasa berdebar-debar, sesak nafas, dan nyeri dada.

- Kelainan jantung pada kehamilan kelas 3

Pada kasus ini Ibu yang sedang mendapatkan kehamilan biasanya kegiatan fisiknya sudah sangat dibatasi. Ketika istirahat tidak ada keluhan gangguan jantung sama sekali. Bila ada sedikit kegiatan fisik bisa menimbulkan keluhan jantung.
- Kelainan jantung pada kehamilan kelas 4

Pada kasus ini Ibu yang sedang mendapatkan kehamilan biasanya dapat muncul kelainan jantung walau sedang melakukan istirahat. Kelainan jantung pada kehamilan ini diperparah bila Ibu hamil melakukan kerja fisik walaupun tidak berat.

5.Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsionalnya :

1. Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan.
2. Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Kurangi kerja fisik
terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
3. Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di RS
sejak kehamilan 28 – 30 minggu.
4. Kelas IV : Harus dirawat di RS dan diberikan pengobatan bekerjasama dengan
kardiolog.







AUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian umum

a. Aktifitas dan istirahat
- Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
- Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga
b. Sirkulasi
- Takikardia, palpitasi, disritmia
- Riwayat penyakit jantung kongenital
- Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
uterus.
- Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik
- Peningkatan tekanan darah
- Nadi mungkin menurun
- Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama.
- Riwayat hipertensi kronis
c. Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
d. Makanan dan cairan
- Obesitas
- Mual dan muntah
- Malnutrisi
- Diabetes melitus
- Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
e. Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas

f. Pernafasan
- Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
- Takipnea
- Dispnea
g. Keamanan
Infeksi streptokokus berulang

2.Diagnosa Keperawatan

1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontratiktilitas miokard, dan perubahan inotropik pada jantung.
2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi.
3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya informasi dan interpretasi yang salah.

3.Intervensi

1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung

- Hasil yang diharapkan :
- Menunjukkan tanda vital pada batas yang dapat diterima dan bebas gagal jantung
- Melaporkan penurunan episode dispnea, angina
- Ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung

- Tindakan
- Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
Rasional : biasanya terjadi takikardi, untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler
- Catat bunyi jantung
Rasional : s1 dan s2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa, irama s3 dan s4 dihasilkan sebagai aliran darah kedalm serambi yang distensi
2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi

- Hasil yang diharapkan :
- Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual
- Tanda vital dalam batas normal
- Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran

- Tindakan
- Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi selebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
- Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional : vasokonstriksi sistemik diakibatkan olehpenurunan curah jantung dibuktikan oleh penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.


3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnya informasi

- Hasil yang diharapkan
- Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi
- Mengidentifikasi stres pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk menangani
- Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu

- Tindakan
- Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan
- Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pasien percaya bahwa pengubahan program pascapulang dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat. Pemahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan kerjasama untuk mengontrol gajala


4. Evaluasi
Kehamilan menginduksi perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., yang menyebabkan gangguan pada jantung dan sirkulasi yang patut dipertimbangkan. Hasil adaptasi kardiorespirasi dapat ditoleransi dengan baik pada wanita yang sehat. Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit jantung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar